TAKDIR CINTA SANG RAJA IBLIS

Rencana Jahat {7}



Rencana Jahat {7}

0"Dayang Liu, aku mohon kepadamu. Ikutlah denganku ke kediamanku selama Yang Mulia Raja tidak ada di istana. Kau akan aman dan selamat di sana," kata Jiang Kang Hua. Ini adalah permintaannya yang kesekian kalinya. Dan kesekian kalinya juga, Liu Anqier masih tampak diam. Dia benar-benar tak tahu harus menjawab seperti apa. Jiang Kang Hua dan dia bukanlah suami istri. Bagaimana bisa dia harus tinggal di kediaman Jiang Kang Hua. Terlebih sekarang dia sedang hamil, dan yang penghuni istana ini tahu juga dia adalah Dayang kamar Chen Liao Xuan.     
0

Bagaimana bisa dia akan mengikuti permintaan Jiang Kang Hua? Yang ada dia pasti akan dikatakan sebagai wanita jalang yang akan dengan mudah pergi ke kediaman laki-laki lain saat rajanya sedang tidak ada di istana. Hal itu benar-benar sangat memalukan sekali.     

"Maafkan hamba, Panglima Jiang. Tapi di sini adalah kamarku, bersama dengan Dayang yang lain. akan menjadi sebuah kesalahan jika hamba datang ke kediamanmu dan tidur di sana. Terlebih saat Yang Mulia Raja sedang tidak ada di istana," kata Liu Anqier pada akhirnya.     

Jiang Kang Hua pun agaknya mengiyakan apa yang dikatakan oleh Liu Anqier. dan sekarang dia agaknya bingung. Apa yang harus dia lakukan agar Liu Anqier sudi untuk ikut dengannya tanpa dia harus memaksa lagi dalam mengajaknya atau berada di tempat yang aman sekarang.     

"Kalau seperti itu, aku akan mengirim prajurit untuk melindungi pavilion para Dayang ini," putus Jiang Kang Hua lagi. Liu Anqier ini menghadang Jiang Kang Hua, membuat langkah Jiang Kang Hua terhenti.     

"Hamba tidak apa-apa, Panglima Jiang. Hamba baik-baik saja dan tidak akan pernah disakiti siapa pun,"     

"Bisakah sekali saja kau tidak membantah dan mengikuti perintahku, Dayang Liu? Kau sedang hamil, dan tentunya kau sendiri yang paling tahu bagaimana kejamnya mereja dan sakitnya saat janin yang kau kandung dulu sedang dalam keadaan tidak baik kan? saat mereka memusnahkan janinmu tanpa rasa belas kasihan. Jadi, berhentilah sok tegar dan sok paling baik-baik saja. Kau harus menurutiku dan ikut denganku agar kau aman,"     

Liu Anqier kembali diam. Dia memang tidak bisa jika melindungi dirinya sendiri jika itu berhadapan dengan Cheng Wan Nian beserta antek-anteknya. Namun demikian dia juga bingung harus bagaimana sekarang.     

"Di sini ada banyak Dayang, jika ada sesuatu, pastilah mereka akan berteriak meminta bantuan, Panglima Jiang,"     

"Namun apa kamu pikir mereka akan melakukannya? Di saat mulut mereka sudah disumpal oleh Selir Cheng untuk diam atau bahkan untuk pergi dari sini, maka semuanya akan menjadi masalah besar. Dayang Liu…," kata Jiang Kang Hua lagi, kini nada suaranya tampak pelan, membuat Liu Anqier memandangnya dengan sepenuh hati. "Kali ini, di antara sosok yang hamil, kamu adalah satu-satunya yang menjadi sorotan. Dirimu dan janinmu adalah tameng untuk menutupi kehamilan dari Selir Lim. Dan aku tidak mau kalau sampai kamu kenapa-napa atas pengorbanan besarmu ini. aku tidak mau mengorbankan siapa pun apa lagi kamu," kata Jiang Kang Hua.     

Liu Anqier pun diam saja, hingga akhirnya Jiang Kang Hua menggenggam erat tangannya. Melihat mata Liu Anqier dengan tatapan dalamnya.     

"Baiklah, jika Panglima Jiang ingin memberikan prajurit untukku. Tapi, bisakah aku berada di kediaman lamaku saja? Di kediaman Dayang kamar?" tawar Liu Anqier.     

Betapa lega Jiang Kang Hua mendengar hal itu, untuk kemudian dia menganggukkan kepalanya kuat-kuat.     

"Baiklah, namun kau tidak boleh sendiri. Harus ada yang menemanimu. Biarkan Dayang Lee yang menemanimu, dan aku juga akan menyuruh Kepala Dayang Zhao juga menemanimu. Semua penjagaan di kediamanmu akan sangat ketat dan berlapis. Jadi kalau bisa jangan pernah keluar dari kediamanmu apa pun itu yang terjadi. dan aku sendiri yang akan mengawasi mereka. aku akan mengawasimu, aku tidak akan pernah kehilangan jejak tentangmu, Dayang Liu."     

Liu Anqier pun tersenyum tipis. Andai saja Jiang Kang Hua adalah manusia, dia pasti akan tersanjung. Seolah menemukan seorang pahlawan, dia menemukan sosok yang bisa melindunginya tanpa dia harus takut akan jabatan dan kedudukan juga apa pun itu.     

"Panglima Jiang, terimakasih," kata Liu Anqier.     

Jiang Kang Hua hanya diam, untuk kemudian dia memberikan buah kesemek yang nyaris busuk itu kepada Liu Anqier.     

"Makanlah buah ini, meski nyaris busuk karena terlalu lama aku menyimpannya, setidaknya buah ini bisa menolongmu nanti. Dan jika kekuatan hebatmu itu masih ada, pasti kekuatanmu juga akan menolongmu kan?" kata Jiang Kang Hua. Liu Anqier agaknya ragu dengan itu. iya benar, kekuatannya akan menyembuhkannya, tapi kekuatannya tidak memberi tameng kepadanya ketika dia akan diserang atau dilukai. Dia masih merasakan masa itu, hanya saja dia cepat mendapatkan penyembuhan. Terlebih, kekuatannya itu hanya melindunginya, tidak bisa melindungi janin yang ada di dalam perutnya.     

"Aku berharap begitu," jawab Liu Anqier. dia langsung memakan buah kesemek itu sampai habis. Jiang Kang Hua bisa melihat dengan jelas cahaya putih itu terpancar dengan sangat nyata. sebuah cahaya yang membuat Jiang Kang Hua tertegun. Ya, ternyata Liu Anqier benar adalah Dewi, mungkin karena separuh intisari dari Putra Mahkota ada padanya sehingga membuat cahayanya tampak begitu menyilaukan dan nyata, berbeda sekali dengan cahaya yang keluar dari tubuh Li Zheng Xi.     

Setelah Liu Anqier memakan buah itu, dia kemudian memutuskan untuk pergi. Berjalan dengan empat pengawal dan diekori Jiang Kang Hua untuk menuju kediamannya yang lama.     

Sekarang, semuanya tampak sangat terkendali, sangat aman dan seolah tidak akan pernah ada apa pun yang terjadi. namun ini juga baru hari pertama Chen Liao Xuan keluar dari istana. Penjagaannya masih ketata dan mungkin mereka masih mencari celah agar mereka bisa mendapatkan lengahnya Jiang Kang Hua. Karena Jiang Kang Hua tahu, selama dua pekan, tidak mungkin sama sekali dia tidak pergi ke mana pjun dan hanya menunggui Liu Anqier. itu tidak mungkin terjadi sama sekali.     

Jiang Kang Hua kini menghentikan langkahnya saat dia melihat Cheng Wan Nian berjalan dan berhenti tepat di depannya, rahangnya mengeras, dia tampak sangat waspada. Jiang Kang Hua seolah mencari tahu kenapa sampai Cheng Wan Nian ada di sekitar pavilion Dayang.     

"Panglima Jiang, sebenarnya Dayang Liu itu seorang tawanan, ataukah seorang Ratu? Bagaimana bisa seorang Dayang dikawal dengan prajurit paling terlatih di istana ini dengan sebanyak itu. sementara aku, lihatlah… satu prajurit pun tidak ada yang mau bersamaku," kata Cheng Wan Nian setengah menyindir.     

Jiang Kang Hua pun langsung menundukkan wajahnya, kemudian dia memandang Cheng Wan Nian lagi.     

"Maafkan hamba, Selir Cheng. Karena Dayang Liu sedang mengandung calon penerus kerajaan ini. terlebih Emo Shao Ye sedang tidak ada di istana. Jadi sudah menjadi tugas hamba untuk memberi perlindungan khusus untuknya apa pun yang terjadi. karena keselamatan calon penerus kerajaan iblis adalah hal yang utama untuk hamba dahulukan."     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.